Saturday, October 11, 2014

Ruang Antara: (Ke)manusia(an) dan Sang Liyan dalam ENCOUNTERS

Sebetulnya, karena beberapa minggu ini saya telah, sedang, dan masih bergelut dengan masalah pelik mengenai ruang (space), maka saya sempatkan menulis beberapa catatan mengenai ruang pertemuan yang ditawarkan Rony dalam buku fotonya, Encounters.  Awalnya sih dulu ketika pertama menikmati buku foto ini saya cukup bingung dengan metafora visual yang disajikan oleh Rony, karena sebuah pertemuan (yang umumnya lebih bahagia dari perpisahan) ditampilkan seolah-oleh menjadi sesuatu yang mencekam, sangat-sangat asing, misterius, dan menakutkan (yang saya kira adalah efek ‘misteriusisasi’, yang tidak diketahui itu menakutkan karena belum difikirkan antisipasinya)

Saya melihat bahwa beberapa respon ruang mengenai perjumpaan dengan Sang Asing (Liyan)[1] dalam narasi-narasi visual buku foto ini. Pertama yaitu perjumpaan awal dengan Sang Asing ketika keasingan begitu mencekam, kedua ketika Sang asing mulai menampakkan wujudnya, ketiga yaitu ketika Sang Asing bukan lagi sang asing[2].


Friday, August 8, 2014

Remang

Pada matanya senja tenggelam
dan di ranting lentik bulu mata
mimpi bertengger,
berkicau tentang purnama hitam

Ia tanam bunga bernama kenangan
di pot kecil dalam remang kantuk matanya.
Bunga rapuh itu mekar
membangun belantara mimpi rindu
dibalik kelam, mata yang terpejam

Bulan apa yang paling kau rindukan?
Bulan purnama hitam yang terang temaram,
bulan ketika aku menatap bola matamu

Rindu,
rindu-rindumu adalah ragu,
antara memangkas jarak
atau mengulur waktu




Jogjakarta 082014

Sunday, June 29, 2014

Air Untuk Indonesiaku

Indonesia adalah negeri dengan beribu-ribu kepulauan, sehingga sebagian besar wilayahnya adalah perairan. Bangsa Indonesia dihubungkan oleh jalinan perairan dari sabang sampai ujung merauke. Dengan banyaknya pulau-pulau di Indonesia, maka budaya nya pun beragam. Namun perbedaan tersebut hendaknya dimaknai dengan positif, sesuai pedoman negara kita, "Bhinneka Tunggal Ika", berbeda-beda namun tetap satu jua!
Air merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan bangsa kita, air menjalin erat hubungan persaudaraan antara kita Bangsa Indonesia. Dari air gunung, hingga air laut mengalirlah darah kebangsaan dan kekayaan alam Indonesia. 


Beberapa siswa SDN Ngadas, di pegunungan Tengger sedang bermain air aliran dari sumber. Semenjak dibangunnya sistem aliran air sumber, kini aliran dan penyimpanan air dapat diatur dengan lebih baik. Kekayaan sumber air di salah satu desa di Pegunungan Tengger ini begitu melimpah sehingga mampu untuk menghidupi semua penduduk desa. 

Siswa SDN Ngadas di pegunungan Tengger sedang menyirami tanaman di dalam pot sekolah. Setiap siraman air bisa menjadi sumber kehidupan baik bagi manusia maupun tumbuhan. Dengan air yang bersih lahirlah kehidupan yang sehat dan lebih baik.

Seorang anak di Suku Asmat sedang mandi di sore hari di dekat tandon penyimpanan air tadah hujan. Air bersih begitu langka di SawaErma, desa terpencil di ujung timur Indonesia ini. Penyimpanan air tadah hujan merupakan ide yang cemerlang untuk mengatasi masalah air bersih di wilayah Asmat dan membawa kehidupan menjadi lebih sehat dan lebih baik.