Sunday, September 13, 2009

semalam di terminal part II

kusambung rokok LA yg hampir habis,..
meneruskan rokok LA kedua dan terahir yg ada di sakuku,..
pemandangan lain menyentakk hatiku serasa kaki dgn sepatu boot tentara menendang keras tepat di paru2 ku,..
bapak tua berdiri memasak pangsit mie, ya dialah yg menendang keras tepat di paru2 ku,..betapa tidak,. kulihat tubuhnya sudah terlalu tua untuk berjualan, apalagi di malam sedingin ini, (kuubah daftarku, orang ini adalah kandidat utama calon orang yg tewas krna angin duduk, dan si ibu berada di urutan kedua) bajunya lusuh, standart pasar, mungkin sudah beberapa hari tidak dicuci, mungkin jg cuma dipakai ketika jualan, dan dilepas dirumah lalu dipake lg esoknya pas jualan lagi, mungkin juga sudah dicuci namun krna emang bajunya lusuh jadi tidak kelihatan mewah, sama seperti baju penduduk pasar lainnya,.. rasanya orang2 inilah yang dinamakan struggle hard for life until meet the last drop of blood, (kuharap ada yg mmbuatkan lagu utk mereka, FIGHTING FELLOW suda bubar sayangnya, kl blm aku pesen mat, camat!) rasanya dlm pikiran meraka sudah tak ada lagi pedoman “exist or die” khas para entertainer dan anak gaul yg ngomong lo gue lo gue padahal baru hidup d jakarta 1 minggu, sebelumnya asli JOMBANG. lo tau lah, yg berhak ngomong gitu kan cuma yg punya mulut bersertifikat asli jakarte (mengutip dari kata2 riko cebol, yg berhak mendampingi SPG wanita2 harum ke pantai cm orang sing duwe “kunam bersertifikat”, terminology yg geje rupanya) kupikir hanya ada pikiran ttg “makan esok hari, esoknya lagi dan esoknya lagi” tanpa ada sedikit pikiran untuk bersenang senang. jalan jalan ke MALL, KARAOKE, KONGKOW, NGOPI, PULOSARI, MOSKOW, 9BALL, BILYAT, adalah hal asing bagi mereka,..atau bahkan mungkin saking susahnya hidup mereka sampai ga tau nama walikota malang, ato lupa nama wakil presiden indonesia,..(negeri kaya dgn penduduk mayoritas orang miskin)
dua orang datang dari arah pasar memakai baju khas pemilu partai, kulihat salah satunya memekai baju warna merah bertuliskan “PDI PERJUANGAN”, ga tau apa bapak ini pndukung ato bahkan tim sukses atopun tim roket dari bu MEGA, yg jelas baju partai ini masih dipakainya sejak pemilu terahir, 2004, lima tahun adlh wktu yg cukup lama utk mmbuat sablonan di baju itu pudar dan luntur,..(jgn2 mas oki sing nyablon) teman semotornya memesan mie pangsit ke bapak tua renta itu, “psk mie pangsit kaleh nggeh”,..”oo inggih mas” jawab si bapak itu dgn sebuah senyum, senyum di tengah bau dan gelapnya terminal, hanya diterangi oleh lampu cempluk yg api nya sengaja dikecilkan buat menghemat minyak tanah, hehe i know your technique! senyum itu senyum hormat, senyum terimakasih, rasanya harus ada soundtrack utk senyum ini,..dan sepertinya kurasakan hati pak tua ini berkata “terimakasih karena sudah mau membeli pangsit mie saya” kurasa ini lah yg membuat orang itu bertahan,. “rasa terimakasih” rasanya seperti melihat sesosok kakek yg menghidupi sebuah keluarga besar, sempat kupikir ingin kupeluk tubuh rentannya,.. tubuh yg hny berlapis kaos tipis lusuh, yg ketika diterpa angin tubuh itu akan membeku sejenak, merintih krna dinginya angin yang dihembuskan oleh KEJAMnya dunia,.
dua orang itu memesan kopi di tempatku to kill the time waiting for the mie pangsit,..”bu kopi setunggal mawon”,..2 orang minum satu kopi,..rasa kelaparan rupanya sudah menusuk nusuk perut mereka,..pak tua tim sukses PDI PERJUANGAN mendekati sepiring tahu petis, mengambilnya dan menyantapnya lahap2,…tubuhnya pun tak jauh berbeda dgn si bapak pnjual mie pangsit,..rentan dan tak seharusnya berada di terminal, tempat yg berpotensi memberikan anda segala macam penyakit,.tangannya bergetar mugnkin tak kuat menahan dingin,
rupanya pak tua pnjual pangsit is out of SAWI,..tau ga apa tindakanya,..dia berlari ke arah pasar utk membeli sawi, hny utk melayani pesanan 2 orang tersebut,..aku bertanya2 dalam hati “berapa si harga mie pangsit itu sampe dibela2in lari2 ke pasar?”,..rahasia terbongkar,..seorang bapak yg tadinya makan disana mau membayar namun krn pak pnjual mie pangist sdr mngejar sawi di pasar dia nitip uang ke ibu kopi, “loh tiange pundi bu,..kulo nitip mawon nggih, pinten niku pangsite” dan harga yg murah keluar dari mulut ibu kopi, aku mencuri dengar, “tigang ewu pak”,..buat lo yg merasa gak pernah jualan pangsit tiga ribu rupiah,..gue tawarin, taksuruh lari aja beli sawi di pasar, tak bayar 3ribu mau ga?
kamu kamu yg biadabb pasti jawab “lapo, duikku akeh kok!”
sebuah usaha yg berdedikasi tinggi yg dilakukan pak tua tersebut, dia mnjaga rasa pangsitnya tetap enak dengan mempertahankan sawi yg mendampingi pangsit tersebut,..namun nasib tak melihat bapak tua itu,.nasib tak berperasaan sama seperti betapa kasihannya aku pada pak tua itu,. dua orang yg memesan pangsit tadi sudah bosan dgn waktu yg tersita krna sang bapak bermaksud baik pada mereka, yaitu memberikan pangsit+sawi agar enak,..dua orang itu pergi meninggalkan pangsit yg sudah dipesanya,…yaa,…memang terlalu lama,..tapi apakah tak cukup dedikasi bapak tua ini? apakah senyum yg tadi berkata “terimakasih karena telah membeli pangsit saya” tak cukup untuk membayar waktu anda menunggu? apakah niat baik utk menambahkan sawi sehingga dibela belain lari ke pasar ditengah malam ini tak berarti? apakah manusia begitu buta dan egois sehingga tak melihat cahaya redup ini?
kuhisap dalam2 rokok LA ku,..kurasakan hampa sejati disetiap hembusan nafas yg bercampur asap rokok itu,..
pak tua itu tak kunjung kembali sampai rokok LA keduaku hampir habis,.. kuharap terjadi apa2 dengannya, dia adlah kandidat nomor 1 utk org yg mungkin tewas duluan,.. dia seperti berangkat ke medan perang tanpa serangam dan senjata,..hanya mengenakan topi bututnya,..kuharap dia tak tertembak
scene berikutnya tak akan jauh berbeda dengan apa yang tlah kulihat sebelumny,..namun kali ini bukan pak tua reyot lagi yang tak patut berada di tempat rawan penyakit ini, namun kulihat hal lain, segerombolan anak dibawah usia yg mungkin dalam islam blm disebut baligh ato jangan jangan mereka belum disunat,..hehe,..kupikir mereka emang ga seharusnya berada di terminal ini apalagi di malam yg sudah larut ini,..mungkin merekalah yg menambah keruh terminal ini dengan support air kencing mereka,..ya emang anak anak kecil adalah tersangka pelaku utama kencing di sembarang tempat sehingga terminal ini memiliki ciri khas yg khusus,..bau pesing yg awet sampai bertahun tahun lamanya,..
sekitar 8 atau 10 bocah tampak bergerombol disana,..gaduh sekali, merusak suasana malam yang sudah kalut ini,..aku heran apa gerangan yg mereka lakukan di malam selarut ini, mereka rata2 mengenakan kaos band metal2 brcelana jeans panjang meniru gaya musisi yang lagi ngetren jaman sekarang,..dandanan seram tapi lagu nya mellow,..hahaha ironis sekali,..appearance number one kata mereka,..idealis sudah bobrok dan rusak,..anak anak kecil tersebut adalah korban mode, meniru yang salah,..hahaha,..(buat km semua yg merasa mirip anak kecil ini, sadarlah hehe) namun ada sesuatu yg menarik dari mereka, walaupun dandanan mereka sok metal ato gembel (karena bajunya dipake terus dari pertama beli pas awal puasa, dipake tiap hari sampe seminggu stlah lebaran) whatever lah,..tapi mereka tampak membawa bungkusan kresek plastik yg berisi melon entah blewah itu,..bungkusan itu dipeluk dengan eratnya seperti itu hanya harta semata wayang mereka,..aku gak tau drmana mereka dapat blewah itu yg jelas mereka gak mungkin meng combine ny dengan air pipis,..hehe.. “hoi hoi!!” teriak beberapa anak, tampaknya mereka mencoba memanggil kawannya yang gak mau “nggandol” naik pick up ke arah kebonangung,..”disiko wess!! disiko koen!!” teriak beberapa anak yg masih belum naik,..namun ternyata anak yg sudah naik malah memilih untuk turun satu persatu,..mereka lebih memeilih untuk pulang bareng2,..ga tau kenapa mungkin yo krna mereka saudara, (gilee, ibunya pny anak 10) enggak laaah,..anak sekecil ini sudah mengerti kebersamaan, mugnkin juga gak gitu, mungkin mereka takut gak dikasi jatah makan blewah krna yg mmbawa blum naik pick up,..hehe kecil2 waspada juga anak ini. huuuuf,..kalo dipikir2 anak sopo ini yo? mana bapak ibunya? apakah bapak ibuunya masi hidup? kok anaknya dibiarkan main di terminalan gitu, apakah sang bapak dan ibu ga tau kalo ananknya kencing di sembarang tempat? apakah bapak ibunya ga tau kalo terminal bukan tempat utk anak2? belum kalo ada sindikat penjual anak2, belum kalo lagi ada bencong napsu trus anak itu dijadikan pelampiasan,…gimana haiyoooo? beban mental pasti,..
buat lo para orang tua yg merasa sudah merasakan kenikmatan di ranjang,..inget tuh anak sapa,.. ML aja kelakuan lo,..
rokok LA terahirku tinggal beberapa hisapan lagi,..namun bapak penjual pangsit belum kembali,..entah apa yg dia lakukan,..misterius bgt sih! seball!!
akhirnya kuputuskan utk mencoba tahu petis,..kuambil satu dan kulahap,…mmmmm tau ga rasa apa? rasa anyep,..hahaha,..tahune sudah dingin dan berminyak,…
tapi ya enak ae,..kutambahkan beberapa sendok petis utk mnambah kenikmatan yg ge jelas itu,.. tempat petisnya sepertinya sudah ada sebelum aku lahir,..classic bgt,..begitu pula dgn petisnya,..sudah kuno, kurasa petisnya lebih tua dari aku,..(hehe) ooh tuhan, semoga gak keracunan,..(maaf bu)
haaah,…kuteguk kopi pait nan geje itu lagi,..mmmmmhh,..itu lah makanan khas terminal,..ga ada yang mewah,..ga ada yg bersih,..tapi itu semua sumber rejeki si ibu kopi, si bapak tahu campur dan si pak tua yg nyari sawi dan belum kembali sampai sekarang,..kumuh emang, tapi berjuta kenangan tersimpan disana, beribu ribu perjuangan telah terukir di tiap kotoran2 di rombong tua mereka, berjuta juta penderitaan terpahat di keriput wajah mereka dan sedikit kesenangan dan kenikmatan hadir dan terpantul terefleksi melalui bibir mereka,.. yaa,.sebuah senyumm aku lontarkan untuk pamit pulang dan of course tanpa lupa mbayar kopi nya si ibu “pinten bu sedoyo?”
“kaleh ewu gangsal atus mas tambah tahu ne dadi tigang ewu”,..lalu kubayarlah kopi pahit, terang bulan ayep, dan tahu petis tua itu,..sungguh malam yang indah bisa menghirup bau pesing di terminal sambil melihat beberapa tersangka utama pelakunya (anak kecil)..
aku berpaling pada jupe, motor merah seksiku itu kudapati telah dipeluk peluk oleh si bapak tahu campur,..eeeh sialan banget!! enak aja peluk2,..bukanya cemburu,..namun aku takut kalo jok motorku diolesi upil sama bapak si tahu campur,..aku juga patut mencurigainya dooonk,..selain anak kecil, orang dewasa lebih tidak bisa dipercaya, apalagi orang umur tigapuluhan,..wuiiih, ini jago tipu, aplg yg alat reproduksiny masi berfungsi dgn baik,..ati ati buat para cewe,..hehe
aku permisilah sm si bapaknya,..dan akhirnya jupe drove me home,..ke sebuah istana berpagar hitam,..rasa hampa kembali menyelimutiku,
hampa karena ketidakmampuanku utk bersyukur,..
masih kuingat senyum mereka, sampai di depan rumah ini,..
aku pulang,..dan cerita ini selesai!!
mungkin ga ada kesimpulan yg jelas dalam cerita ini, emang aku nulisnya asal2 an,..namun buat lo yg prnah ngopi di terminal,..seru bgt kan?? menikmati bau pesing manusia yang awet bertahun2 lamanya karena emang dikencingin tiap hari???haha,..
buat km yg pengen nyoba,..jgn lupa bawa rokok,..
akhirnya cerita ini selesai kuketik,…