Keluarga saya boleh dibilang sebagai keluarga yang hanya sedikit memiliki arsip, termasuk arsip foto. Sejak saya lahir, saya belum pernah--atau pernah, namun lupa--melihat foto kakek dari ayah dan ibu serta nenek dari ayah yang wafat sebelum saya lahir. Bahkan ketika rumah dan tangga orang tua saya mulai menetap di Kota Malang, arsip foto minim bisa saya nikmati.
Pun ketika orang tua saya berziarah ke tanah suci, salah satu kenangan yang teringat adalah satu rol film yang hangus akibat tustel pinjaman yang dibawa ke tanah suci terbuka dengan tak sengaja. Tak berapa lama kemudian, beberapa simpanan klise/negatif foto keluarga yang menyimpan rekaman cikal bakal keluarga bapak dan ibu saya yang saya kumpulkan akhirnya raib, mungkin akibat pindah rumah atau memang dianggap sebagai tumpukan kecil dokumen tak bersejarah. Untungnya, kami masih memiliki beberapa album serta satu cetakan foto pernikahan bapak dan ibu yang terpajang di dapur (meskipun dalam foto ini sebenarnya yang tampak adalah nenek saya, foto berdua ayah ibu entah kemana).