Sebetulnya, karena beberapa minggu ini saya telah,
sedang, dan masih bergelut dengan masalah pelik mengenai ruang (space), maka saya sempatkan menulis
beberapa catatan mengenai ruang pertemuan yang ditawarkan Rony dalam buku
fotonya, Encounters. Awalnya sih dulu
ketika pertama menikmati buku foto ini saya cukup bingung dengan metafora
visual yang disajikan oleh Rony, karena sebuah pertemuan (yang umumnya lebih
bahagia dari perpisahan) ditampilkan seolah-oleh menjadi sesuatu yang mencekam,
sangat-sangat asing, misterius, dan menakutkan (yang saya kira adalah efek ‘misteriusisasi’,
yang tidak diketahui itu menakutkan karena belum difikirkan antisipasinya)
Saya melihat bahwa beberapa respon ruang mengenai
perjumpaan dengan Sang Asing (Liyan)[1]
dalam narasi-narasi visual buku foto ini. Pertama yaitu perjumpaan awal dengan Sang Asing ketika keasingan begitu mencekam, kedua ketika
Sang asing mulai menampakkan wujudnya, ketiga yaitu ketika Sang Asing bukan
lagi sang asing[2].